Banjarmasin - Untuk merasakan suasana sungai di depan rumah
dengan perahu hilir mudik, Anda tak perlu jauh-jauh ke Venesia di
Italia. Datang saja ke tepi Sungai Lulut di Banjarmasin. Inilah Little
Venice milik Kalsel.
Banjarmasin di Kalimantan Selatan memang
dikenal sebagai Kota Seribu Sungai. Datang ke sana, pelancong bisa
melihat banyak sungai mengaliri di atas tanahnya. Bahkan, sungai menjadi
tempat kebanyakan penduduk menggantungkan hidup.
Betapa tidak,
hampir semua aktivitas dilakukan di sungai, mulai dari transportasi
hingga aktivitas jual beli di pasar terapung. Khusus aktivitas yang
disebut terakhir, itulah salah satu daya tarik Banjarmasin di mata
wisatawan. Banyak turis yang sengaja datang hanya untuk melihat kegiatan
jual beli di atas sungai. Unik!
Meski begitu, ternyata masih ada
daya tarik wisata lain yang dimiliki Banjarmasin, yaitu kehidupan
penduduk di sekitaran sungai. Salah satu yang bisa kunjungi adalah tepi
Sungai Lulut, Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin.
Datang ke
sana, pelancong akan disuguhkan dengan pemandangan rumah penduduk yang
berdiri tepat di pinggir sungai. Jika dilihat, hampir seluruh rumah
warga adalah rumah panggung dan terbuat dari kayu. Anda juga bisa
menginap di homestay yang tersedia.
detikTravel pun berkesempatan
berkunjung beberapa waktu lalu. Penasaran ingin mencicipi serunya
tinggal di tepian sungai, saya pun menginap di salah satu rumah
penduduk.
Betapa terkejutnya saya begitu bangun di pagi hari.
Saat itu masih pukul 06.00 Wita. Tapi dari arah luar rumah panggung
terdengar sudah ramai. Tanpa pikir panjang, kaki ini pun mulai melangkah
ke arah teras belakang rumah, yang berhadapan langsung dengan sungai.
Saat
membuka pintu, sebuah pemandangan tak biasa tersaji di hadapan. Ada
banyak klotok atau perahu kayu kecil wara-wiri di sungai.
Mereka
bukan penduduk sekitar yang iseng mendayung perahu sekadar untuk
bermain, tapi mereka adalah pedagang. Ya, ternyata setiap pagi aliran
Sungai Lulut dilalui banyak pedagang yang menjajakan sarapan.
"Enak
kan di sini? Kalau di Jakarta biasanya tukang sarapan datang pakai
gerobak di depan rumah, kalau di sini semuanya pakai perahu," kata Nana,
salah satu anak pemilik rumah yang saya inapi.
Benar, suasana
yang disuguhkan Sungai Lulut memang berbeda sekali dengan yang ada di
Jakarta. Sesaat saya pun berpikir, mungkin Sungai Lulut bagaikan Venesia
Kecil di Indonesia. Ada banyak klotok yang wara-wiri di atas sungai
sebagai sarana transportasi. Penduduk yang akan berangkat ke pasar atau
tempat kerja pun banyak yang menggunakan klotok. Ramai!
Tapi tak
hanya klotok yang menarik perhatian, masih ada berbagai aktivitas warga
lain juga memukau. Pagi itu saya juga dihadapkan dengan tawa riang anak
kecil yang asyik berenang di sungai yang bersih. Bersama teman-teman,
mereka lompat dari teras rumah yang langsung menghadap sungai, layaknya
melompat ke kolam renang.
Tak mau membuang begitu saja pengalaman
ini, saya langsung duduk di teras rumah, sambil mencelupkan kaki ke
sungai. Dingin! Tak mengapa, saya pun lanjut menikmati pemandangan
langka yang tersaji di depan, dan menikmati udara sejuk yang tersaji di
Sungai Lulut.
Wednesday, February 6, 2013
0 Response to "Sungai Lulut, Venesia dari Kalimantan Selatan"
Post a Comment